Jelajah Biru

Kurabesi Explorer

STATUS: TERVERIFIKASI

Deskripsi Blue Allies: Anggota sejak:


Assessment Terakhir: Saturday, 01 September 2018

Assessment Berikut: -

Profile Perusahaan

Nama Perusahaan: Kurabesi Explorer

Website: www.kurabesiexplorer.com

Alamat: PO BOX 500 Manokwari Jl. Manggoapi Dalam Amban, Manokwari Papua Barat

Gallery Kurabesi Explorer

Prinsip Kurabesi Explorer

Secara internal Kapal Kurabesi telah memiliki komitmen yang tinggi untuk memenuhi prinsip lingkungan dan memperoleh penilaian Starfish 3. Berdasarkan penilaian yang dilakukan perusahan memperoleh skor 71% pada Starfish 1, Starfish 2 dan Starfish 3 (dengan minimum nilai >=70%). Komitmen pada prinsip lingkungan terutama ditunjukkan dari ketersediaan materi mengenai lingkungan di buku tamu, perpustakaan yang tersedia di Kurabesi serta dapat dilihat dalam unggahan di media sosial milik perusahaan (Instagram, Facebook dan Twitter) dan penggunaan produk lokal organik dan natural. Karyawan (terutama yang berinteraksi dengan tamu) juga memiliki pengetahuan lingkungan yang cukup baik. Penyelaman menjadi kegiatan utama dari paket wisata yang ditawar Kurabesi (2 – 3x penyelaman dalam 1 hari) di sekitar Misool dan Kaimana. Rata-rata penyelam yang ikut dalam perjalanan adalah penyelam senior dan sudah pernah mengikuti perjalanan liveaboard. Tiga orang guide menemani 7 orang tamu, dengan kualifikasi Dive Master (karyawan freelance) dan Rescue Diver (guide tetap kapal). Sebelum perjalanan tamu diminta untuk membaca informasi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menyelam dan berinteraksi dengan biota laut. Catatan positif lain yang diperoleh selama perjalanan adalah komitmen perusahaan dalam penghematan air dan pengelolaan sampah. Kapal memiliki sistem pengolahan desalinasi air laut sebagai cadangan pasokan air. Anjuran bagi tamu untuk menghemat air bisa ditemukan dalam buku panduan. Komitmen Kurabesi untuk meminimalisir sampah dituangkan dalam panduan operasional kerja (POK) untuk karyawan dan informasi untuk tamu. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan menyediakan alat-alat yang dapat dipakai ulang selama perjalanan seperti tempat minum yang bisa dipinjam oleh tamu. Sedotan bambu digunakan sebagai pengganti sedotan plastik, penggunaan kantong plastik sangat minim, dan pemilahan sampah organik dan anorganik sudah dilakukan oleh kru dapur. Sampah berbahaya seperti baterai dan sisa oli dipisahkan dan dibuang setelah kapal berlabuh. Walaupun sudah ada alat pengolah limbah cair, dalam sejumlah kesempatan penilai melihat limbah air yang dikeluarkan masih mengandung minyak. Kapal juga belum memiliki mekanisme peredam suara dan masih 100% menggunakan bahan bakar fosil. Menurut penuturan pemilik, dalam waktu dekat perusahaan akan memasang panel surya untuk memasuk tenaga bagi sebagian alat elektronik. Peningkatan lain yang masih perlu dilakukan terkait dengan komitmen penggunaan seafood yang ramah lingkungan. Pemilik kapal sudah memiliki pengetahuan mengenai ukuran tangkap yang ramah lingkungan, namun pengetahuan tersebut belum diturunkan dalam bentuk POK bagi karyawan. Wawancara dengan kru dapur dan pengamatan penilai mengungkapkan bahwa yellowfin tuna muda (ukuran 40cm) masih disajikan di atas kapal (ukuran minimun yang ramah lingkungan adalah 90-110 cm). Sayang sekali penilai tidak dapat melakukan pengamatan langsung saat kru membeli seafood karena tidak diizinkan ikut turun di Fak Fak, namun berdasarkan wawancara kru dapur belum menjadikan kriteria lingkungan hidup sebagai pertimbangan belanja. Perusahaan dapat menggunakan panduan yang terdapat pada laman berikut Seafood Guide – WWF-Indonesia sebagai acuan bagi karyawan. 1 Selain panduan operasional kerja (POK) untuk penggunaan seafood yang ramah lingkungan, perusahaan perlu membuat panduan sebagai berikut: · Panduan langkah yang harus dilakukan saat bertemu dengan satwa yang terluka/terdampar/terjerat/tidak sengaja tertangkap saat beraktivitas wisata, mekanisme pencatatan (log book) dan mekanisme pelaporan bila menemukan ancaman terhadap satwa dan habitatnya · POK penggunaan mooring buoy dan jangkar secara bertanggung jawab · POK pengelolaan limbah berbahaya · POK penghematan energi (listrik dan energi fosil) · POK pengurangan polusi suara dan cahay

Kapal Kurabesi memperoleh skor 60% pada Starfish 1 untuk Prinsip Sosial-Ekonomi-Budaya. Penilaian tertinggi diperoleh untuk indikator komitmen mengikuti peraturan formal maupun informal terkait adat atau sosial yang berlaku di destinasi tujuan wisata. Sejumlah buku mengenai budaya dan kekayaan tradisi lokal dapat diperoleh di perpustakaan yang terdapat di Kurabesi. Wisata budaya bukan menjadi jualan utama paket wisata yang ditawarkan, namun interaksi tamu dengan masyarakat lokal diselipkan dalam kegiatan yang ada. Komitmen untuk masyarakat dan budaya lokal terdapat di website: https://www.kurabesiexplorer.com/social-impacts. Komitmen yang sudah ada dapat ditingkatkan dengan mendukung p wilayah usaha. Dukungan yang diberikan bisa berupa pelatihan dari ahli untuk pengembangan usaha para pengerajin, memperluas pemasaran produk mitra, serta bantuan modal maupun alat produksi. Indikator yang paling perlu memperoleh perhatian untuk meningkatkan komitmen Kurabesi pada prinsip sosial-ekonomi-budaya adalah tersedianya akses yang baik bagi tamu yang memiliki kebutuhan khusus. Menurut wawancara dengan kru yang telah bekerja di kapal sejak awal beroperasi belum pernah ada peserta yang memiliki disabilitas seperti tuna rungu atau berusia lanjut. Berdasarkan pengamatan tidak ada marka dan petunjuk bagi tamu berkebutuhan khusus di Kapal Kurabesi.

Pada prinsip Pengelolaan yang Efektif Kapal Kurabesi tidak menyerahkan sejumlah dokumen yang dibutuhkan untuk penilaian. Hasil yang diperoleh adalah Starfish 1 dengan skor 71% Starfish 2 dengan skor 75%, Starfish 3 dengan skor 75% dan Starfish 4 dengan skor 86%. Berdasarkan dokumen surat persetujuan berlayar tanggal 1 September 2018, hanya terdaftar 6 orang kru sementara karyawan lainnya dicatatkan sebagai penumpang. Penilai Signing Blue alam tidak dimasukkan perusahaan dalam daftar penumpang kapal bertanggal 31 Agustus 2018, walaupun keikutsertaan penilai sudah diinformasikan sejak 27 Agustus 2018. Selain penilai dua orang penumpang lain juga tidak tercantum dalam daftar penumpang. Hal ini menjadi catatan penting karena pada kecelakaan dalam pelayaran dokumen yang menjadi pegangan aparat dalam identifikasi adalah daftar penumpang. Selain itu yang menjadi perhatian adalah pengemudi cadangan kapal tidak memiliki sertifikasi ahli nautika dan hanya tercatat sebagai pelaut (seaman). Selain temuan tidak tertib administrasi tersebut, peningkatan yang perlu dilakukan pada prinsip ini adalah pembuatan sejumlah panduan operasional kerja atau penyerahan dokumen sebagai berikut: · POK yang mengatur pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan · Dokumentasi kegiatan advokasi yang dilakukan melalui asosiasi dan hasil advokasi tersebut · Laporan keuangan tahunan dan bukti potong pajak · Surat Izin Usaha Kepiriwisataan / Surat Izin Usaha Perdagangan, Izin Usaha Wisata Tirta dan IMB kantor · Data base ketenagakerjaan · Kontrak untuk karyawan perempuan yang mencakup hak dan kewajiban pekerja · Daftar kontak darurat, informasi atau marka untuk mitigasi bencana

Melalui Signing Blue, WWF-Indonesia mengajak Kapal Kurabesi dan perusahaan induknya PT Kurabesi Nusantara untuk terus meningkatkan komitmennya pada prinsip kepariwisataan bahari yang bertanggung jawab. Komitmen internal perusahaan pada lingkungan perlu dilengkapi dengan komitmen pada prinsip sosial-ekonomi dan budaya serta kepatuhan pada peraturan dan standar keselamatan pada prinsip pengelolaan efektif. Signing Blue mengarahkan anggotanya untuk memenuhi syarat yang digariskan tiga prinsip utama yaitu: lingkungan, sosial-ekonomi-budaya, dan pengelolaan efektif. Berdasarkan hasil penilaian pada bulan September 2018, secara keseluruhan Kapal Kurabesi perlu meningkatkan performa dan standar operasinya untuk mencapai standar Starfish 1. Pengamatan dan wawancara yang dilakukan menunjukkan karyawan yang relevan memiliki pemahaman yang baik mengenai prinsip-prinsip kepariwisataan bahari yang bertanggung jawab terutama untuk prinsip lingkungan. Pemahaman individu umumnya diperoleh dari pengalaman pribadi, oleh karena itu perusahaan perlu melengkapi sejumlah panduan operasional kerja (POK) dan memfasilitasi karyawan untuk mengikuti pelatihan internal maupun yang dilakukan pihak eksternal. Karyawan yang ada perlu difasilitasi untuk memperoleh sertifikat sesuai dengan bidang usahanya. Untuk menaikkan memenuhi kriteria Starfish pihak Kurabesi bisa berkonsultasi dengan Sekretariat Signing Blue untuk proses pendampingan dan pembuatan rencana kerja.